Selasa, 08 Desember 2015

Membangun Jakarta Menjadi Kawasan Smart City


Maraknya pembangunan saat ini tidak lain dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi, misalya meningkatnya jumlah penduduk, bertambahnya mobilitas dan aktifitas baik Industri maupun kelompok sosial masyarakat yang disatu sisi menuntut stackholder untuk memberikan layanan baik ketersediaan sarana dan pra-sarana maupun lingkungan yang nyaman untuk melakukan aktifitas, namun disisi lain ketersediaan akibat tuntutan dan pembangunan fasilitas yang terus menerus dilakukan juga disisi lain menyebabkan masalah baru, disamping stackholder harus mengatasi permasalahan akibat dari arus mobilitas dan tuntutan masyarakat, juga harus mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh dampak kebijakan dari pembangunan itu sendiri.
oleh karena itulah maka muncul gagasan dari beberapa Arsitek dan Insinyur untuk membangun suatu kawasan yang terintegrasi dan mempunyai sistem pengembangan yang terencana (Master Plan) dalam menentukan arah pembangunan kedepannya dengan juga memadukan aspek teknology kedalam perencanaan dan pengembangan tata kawasan.
Karena itulah Smart City oleh beberapa kalangan baik para pengembang kawasan maupun pengamat lingkungan diperkirakan akan menjadi problem solving dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang seringkali muncul ketika proses pembangunan itu sedang berjalan, misalnya akibat dari pembangunan jalan fly over yang tidak mengikuti proses perencanaan dan tata ruang kedepannya mengakibatkan berkurangnya proses serapan tanah terhadap air dimusim hujan, disisi lain ternyata adanya pengembangan baru kawasan menuntut alih fungsi jalan sehingga jalan harus di alihkan karena aspek keamanan yang dirasa tidak memberikan jaminan kepada penghuni kawasan (misalnya kasus penembakan oleh orang tak dikenal di jalan layang Casablanca yang mengarah ke kantor Kementrian ESDM dengan jarak 40 Meter dari TKP) belum lagi pengaturan lalu lintas jalan yang tidak memenuhi standart untuk memberikan layanan kepada pengguna untuk lebih mempersingkat waktu tidak tercapai melainkan menambah beban antrian kendaraan yang semakin panjang, ini tentu saja menjadi problem tersendiri dimana konsep pembangunan harus mendapat perhatian pengembangan tidak hanya saat ini tapi juga kemasa depan agar cost yang dikeluarkan dan benefit yang dikeluarkan dapat memenuhi ekspektasi.
Lalu bagaimana sebenarnya Smart City harus diimplementasikan? hal ini memang selalu menjadi pertanyaan besar untuk mengatasi sederetan permasalahan tata ruang publik yang tiap tahun bukannya mengalami penurunan rasio tingkat permasalahan tapi justru terus mengalami peningkatan, hal itu dikarenakan kesalahan dalam koordinasi yang tidak terintegrasi antara pelaksana teknis dengan kordinator bidang perencanaan, sehingga ketika timbul suatu masalah maka akan menimbulkan saling tuding yang akhirnya menimbulkan conflict of interest antar kedua lembaga yang memang secara tupoksi sudah berbeda jauh.

0 komentar :

Posting Komentar